Senin, 29 Februari 2016

Buqu Menjawab Tantangan 5 Juta Buku Setahun


Setelah mendeklarasikan DKI Jakarta menjadi provinsi literasi di Indonesia, sebagai lanjutan dari deklarasi tersebut Dinas Pendidikan DKI Jakarta menggelar Workshop TOT Gerakan Literasi Sekolah. Workshop tersebut berlangsung di lantai 3 Gedung A Kemendibut, Jakarta, Selasa (23/4).

Acara yang dihadiri 300 peserta yang terdiri dari guru penanggung jawab gerakan literasi sekolah mulai dari jenjang SD, SMP, SMA serta Kepala Sekolah se-DKI Jakarta. Tujuan diadakan workshop gerakan literasi sekolah guna melakukan tindak lanjut dari pendeklaarasian sebelumnya.

Dalam pertemuan, para peserta diberikan pengarahan mengenai fungsi dan tangguang jawab mereka sebagai penggerak literasi di sekolah masing-masing. Selain itu, pertemuan itu juga menegaskan Permendikbud 23 tahun 2015 tentang Penumbuhan Budi Pekerti yang dibarengi dengan budaya literasi. Agar memantapkan Provinsi DKI Jakarta sebagai penggerak literasi, dibentuk pula Forum Literasi Jakarta.

Satria Darma yang kembali dipercaya sebagai narasumber menjelaskan tantangan dalam menjadikan DKI Jakarta sebagai provinsi literasi. Jika sebelumnya pada acara deklarasi Satria Darma memberikan gambaran-gambaran tentang kurangnya budaya literasi di Indonesia. Kini, dia menjelaskan tantangan membaca lima juta buku dalam setahun.

Guna menjawab tantangan membaca lima juta buku, Buqu juga turut membantu Gerakan Literasi Sekolah DKI Jakarta. Buqu sebagai penyedia perpustakaan online dan toko buku online, memberikan tambahan pilihan untuk siswa siswai khususnya di Jakarta untuk bisa mengakses sumber bacaan dengan mudah.  

Buqu menawarkan akses mudah untuk mendapaatkan bacaan mulai dari buku fiksi, non fiksi, bahkan buku-buku untuk bahan ajar. Fitur yag ditawarkan oleh Buqu memungkinkan setiap sekolah di DKI Jakarta memiliki perpustakaan digital mereka melalui BuquLib.


Satria Darma juga setuju dengan kehadiran Buqu yang membantu menjawan tantangan lima juta buku setahun. “Saya mendukung Buqu karena dengan begitu membantu memberikan fasilitas membaca yang lebih mudah kepada tenaga pengajar dan anak didik,” ujar Penggerak Literasi Indonesia itu.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar