Senin, 08 Februari 2016

Tradisi dalam Imlek



Imlek atau tahun baru bagi masyarakat Tionghoa tahun 2016 ini jatuh pada 8 Februari. Di balik perayaan Imlek menyimpan cerita dan tradisi di dalamnya.

Perayaan Imlek di Indonesia bisa dilakukan kembali berkat jasa Presiden Abdurrahman Wahid pada tahun 2000 dengan mencabut Inpres Nomor 14/1967. Memang bagi masyarakat keturunan Tionghoa, Imlek bukan sekedar perayaan tahun baru tapi juga perayaan yang penting dalam tradisi Tionghoa.

Berdasarkan cerita rakyat kuno masyrakat Tionghoa, tahun baru Imlek  dirayakan ketika orang berhasil melawan hewan mitos yang disebut nian (tahun). nian selalu muncul pada hari pertama tahun baru dan kedatangan nian untuk memangsa hewan ternak, memakan hasil pertanian, bahkan juga penduduk terutama anak-anak.

Saat ini, masyarakat Tinghoa melakukan teradisi yang dilakukan dalam menyambut Tahun Baru Imlek. Berikut beberapa tradisi yang dilakukan untuk menyambut Imlek.

Nuansa Merah
Menjelang perayaan Tahun Baru Imlek akan mudah menjumpai pemukiman Tionghoa dengan berbagai ornamen berwarnah merah. Mengapa warna merah menjadi trasisi perayaan Imlek, karena warna memiliki makna sejahtera, bahagia, keberuntungan. Penggunaan warna merah akan terlihat pada lampion gantung, kembang api, baju, bahkan permen dan manisan buah dibungkus dengan warna merah.

Membersihkan Rumah
Sebelum perayaan Imlek biasanya masyarakat Tionghoa akan melakukan bersih-bersih rumah. Membersihakan rumah dianggap sebagai symbol membuang kesialan, sehingga terdapat ruang kosong untung menampung keberuntungan. Namun, saat perayaan hari pertama Imlek tidak diperbolehkan membersihkan rumah karena dipercaya malah membuang keberuntungan.

Angpao
Membagikan angpao (amplop merah berisi uang) menjadi salah satu tradisi wajib yang dilakukan saat perayaan Imlek. Bagi anak-anak dan orang yang lajang berarti keberuntungan, karena golongan seperti mereka yang berhak menerima angpao. Jika sudah berkeluarga atau menikah wajib memberikan angpao. Berbagi angpoa juga dipercaya mempermudah rejeki dikemudian hari.

Makanan
Jeruk mandarin, kue keranjang, manisan, kue bulan menjadi makanan khas saat Tahun Baru Imlek. Pada setiap perayaan Imlek berbagai hidangan makanan besar akan disajikan di atas nampan berbentuk, segi 6, segi 8, atau bulat dengan isi yang beragam, seperti buah kering, biji-bijian, kacang-kacangan, dan permen. Meski menghidangkan berbagai menu makanana, masyarakat Tionghoa disarankan untuk tidak menyajikan dan makan bubur, karena melambangkan kemiskinan.

Kumpul Keluarga Besar
Momen Imlek juga digunakan untuk berkumpul dengan keluarga besar. Sama seperti halnya dengan Idhul Fitri yang dilakukan umat Muslim untuk bersilahturahmi, masyarakat Tionghoa memanfaatkan waktu Imlek untuk bercengkrama dengan keluarga bahkan juga yang melakuakan mudik. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar