Membiasakan budaya membaca di sekolah, bisakah? Membangun
apa lagi membiasakan suatu kegiatan yang sifatnya positif memang butuh
perjuangan dan kerja keras yang serius. Terlebih bila ingin membangun budaya
membaca. Tidak ada yang instan untuk membangun budaya membaca, semua itu
membutuhkan proses dan dukungan dari berbagai pihak.
Sekolah memang sudah seharusnaya menjadi tempat kaum
terpelajar memperoleh ilmu pengetahuan. Sayangnya, ilmu yang didapatkan hanya
sebatas pemberian dari tenaga pengajar saja. Siswa saat ini tidak terbiasa
untuk mencari informasi sendiri dengan melakukan studi kepustakaan. Alasannya
sederhana karena belum tertanam budaya membaca di kalangan peserta didik. Padahal,
sekolah bisa menjadi penyedia sarana dalam memberikan ilmu pengetahuan salah
satunya dengan cara menyediakan bahan-bahan bacaan yang variatif.
Bahan bacaan yang variatif menjadi satu dan sekian alasan
mengapa minat baca siswa di sekolah menjadi rendah. Menurut penuturan Satria
Dharma pada kesempatan Deklarasi DKI Jakarta sebagai provinsi literasi, Rabu
(27/1) menjelaskan bahwa untuk menanamkan kebiasaan membaca di sekolah anak
didik diberikan kebebasan dalam memilih bahan bacaannya, jangan hanya terbatas
membaca buku pelajaran.
Selain itu, sarana perpustakaan sekolah yang tidak
memadai menjadi penyebab siswa tidak tertarik untuk mengunjungi perpustakaaan. Amat
disayangkan bila nantinya generasi penerus bangsa rabun membaca dan pincang
menulis. Hal ini ditunjukan dalam pada skor membaca Program for International Student Assesment menunjukan Indonesia
menduduki peringkat 69 dari 76 tahun 2015.
Demi meningkatkan minat baca dikalangan sekolah PT. Buqu Global melalui program Road To School mencoba mengedukasi guru
dan siswa dengan menginformasikan cara baru dalam memperoleh buku bacaan secara
mudah, hemat, dan tentunya bervariatif. Melalui BuquLib kalangan akademisi
diajak untuk menikmati bacaan menggunakan eBook.
Melalui acara Seminar Gemar Membaca dan Menulis dalam
Bahasa Inggris yang diadakan, Senin (2/3) bertempat di SMA Negeri 8 Jakarta. Erlan
Primansyah selaku CEO PT. Buqu Global berkesempatan untuk memperkenalkan
BuquLib. Selain itu, Erlan juga mengajak guru-guru untuk mengembangkan
perpustakaan digital di sekolah mereka agar nantinya para siswa tertarik
membaca dengan cara baru dengan memanfaatkan teknologi.
“Meningkatkan keterampilan membaca tidak semudah
mengatakannya memang. Tapi Anda pasti bisa kalau mau. Kalau mau, Anda pasti
bisa,” Satria Dharma, Penggerak Literasi Indonesia.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar