Kamis, 21 April 2016

Ngulik Siti Nurbaya di Hari Kartini


Marah Roesli pria kelahiran Padang, 7 Agustus 1889 sudah dikenal namanya sebagai penulis besar. Karyanya yang saat ini masih dikenang dan dikenal banyak orang, yakni Siti Nurbaya. Bukan sekedar novel dengan kisah mengharukan dalam mengungkap dimensi-dimensi kompleks. Kini Situ Nurbaya sudah bisa dinikmati di BuquLib dan BuquStore.
Meski kini sudah banyak resensi dan review tentang kisah Siti Nurbaya, Buqu juga sedikit mengulik tentang kisahnya. Memiliki judul asli Siti Nurbaya: Kasih Tak Sampai berkisah tentang percintaan Siti Nurbaya dan Samsul Bahri yang dihambat oleh Datuk Maringgih. Pertama kali dirilis tahun 1922, kini sudah sampai pada cetakan ke-45 melalui penerbit Balai Pustaka.

Kisah Siti Nurbaya menggambarkan kehidupan di tanah Padang. Tak heran jika dalam cerita memiliki latar yang begitu kental akan budaya. Dalam cerita Siti Nurbaya juga memuat berbagai pantun dan deskripsi klise, biarpun memang tidak sebanyak karya sastra Melayu lain. Pantun dalam cerita digunakan oleh Nurbaya dan Samsul untuk menjelaskan perasaan mereka.

Sitti Nurbaya cenderung dianggap mempunyai tema anti-pernikahan paksa, atau menjelaskan perselisihan antara nilai Timur dan Barat. Novel ini juga pernah dinyatakan sebagai suatu "monumen perjuangan pemuda-pemudi yang berpikiran panjang" melawan adat. Menurut kritikus Balfas, dia menegaskan bahwa novel ini merupakan perbandingan pandangan Barat dan tradisional terhadap pernikahan, yang dilengkapi dengan kritik sistem mas kawin dan poligami.

Tertarik membaca kisah yang melegenda Siti Nurbaya, kini sudah tersedia dalam bentuk digital. Download aplikasi BuquLib dan BuquStore sekarang untuk membaca lebih banyak sastra indah Indonesia lainnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar