Rabu, 27 Januari 2016

Budaya Literasi yang Masih Minim

“Membaca merupakan jantungnya pendidikan,” itu adalah sepenggal kutipan dari Dr. Rofer Farr, yang diungkapkan oleh Satria Dharma pada, Rabu (27/1) dalam acara Deklarasi DKI Jakarta Sebagai Provinsi Literasi di Indonesia.

Satria Dharma dalam kesempatan itu  memberikan presentasinya mengenai budaya literasi di Indoensia yang masih minim. Sebagai penggerak literasi Indonesi, ia mencoba untuk mengajak masyarakat Indonesia terutama di Jakarta untuk mulai menanamkan budaya literasi. Menurut Satria literasi dapat dijelaskan ialah kemampuan untuk memahami dan menggunakan bahasa tertulis. “Kemampuan membaca dan menulis, itulah literasi,” ucapnya.



Peserta deklarasi tersebut yang terdiri dari kepala sekolah, guru, peserta didik, serta pejabat di lingkungan Pemkot DKI Jakarta, mendengarkan penjabaran dari Satria. Satria menjelaskan Indonesia memiliki budaya membaca yang tersendah, berdasarkan statistik UNESCO pada 2012 indeks minat baca di Indonesia baru mencapai 0,001%. Artinya dalam setiap 1.000 orang, hanya ada satu orang yang punya minat membaca.

Selain itu, hasil studi Programme for International Student Assessment (PISA) selama bertahun-tahun  menunjukkan sistem pendidikan Indonesia masih sangat rendah. Hasil tes trakhir yang dilakukan PISA pada 2015 menunjukan pelajar di Indonesia mendapatkan rengking 69 dari 76 negara. “Ini menunjukan para pelajar rabun membaca dan pinjang menulis,” papar Ketua Ikatan Guru Indonesia itu.

Sebagai pengingat, Satria juga menjelaskan dampak dari tidak ditanamnya budaya literasi di Indonesia. “Akibat krisis literasi Indonesia mengirim buruh migran atau TKI terbanyak,” ungkapnya. Karena itu perlu dan pentingnya menanamkan kebiasaan membaca sejak dini. Bahkan menurutnya budaya membaca juga bisa dimulai untuk usia berapa saja, tidak ada kata terlambat.

Sebagai penutup Satria Dharma mengajak untuk mulai membiasakan membaca dari sekarang. Bukan hanya dibiasakan dari sekolah, namun penting juga untuk lingkungan di rumah untuk membiasakan juga. (Buqu)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar